Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu.
Sehebat apapun maksiat seseorang selama hidupnya, masih ada peluang hidayah (petunjuk) Allah. Sebaliknya, sealim apapun seseorang selama hidupnya, masih ada peluang kufur nikmat. “Karena itulah Allah melarang kita agar jangan pernah merasa paling suci".
Simaklah Kalam Allah ini dg iman, "Janganlah kalian sekali-kali merasa diri kalian paling suci, sungguh hanya Allah yang paling mengetahui siapa yang paling bertakwa..." (QS An Najm 32).
Dan Rasulullah pun mengingatkan akan bahaya bangga diri dg mengulangi tiga kali, "Yang paling kutakuti pada kalian "al ujba, al ujba, al ujba" (bangga diri), dan nasehat Rasulullah ini justru ditujukan kepada para sahabat saleh-saleh.
Tentu larangan Allah ini kepada hamba yang bertakwa karena sayangnya Allah kepada mereka. “Hal ini agar mereka tidak ‘ge er’, sombong karena ketakwaannya, agar tetap istiqamah taat, dan agar tetap tawadhu, rendah hati kepada makhluk-Nya.
Rasulullah melarang seorang Muslim mencaci maki mereka yang berbuat maksiat. Mengapa? “Siapa tahu kemudian mereka malah meraih hidayah Allah, lalu bertaubat sungguh sungguh. Dan juga tidak sedikit yang tadi alim kemudian tergoda malah akhirnya paling rajin bermaksiat, naudzubillah min dzaalika".
Sungguh seorang Mu'min yang mengenal Allah itu sangat mencintai Allah dan mahkluk-Nya. Ia pun sangat senang menghinakan dirinya di hadapan Rabb-nya dg lama sujud dalam munajat di penghujung malamnya. Buahnya pun ia belas kasih, sayang, cinta, dermawan dan rendah hati pada makhluk-Nya.
“Sungguh kegelapan tidak akan terang dg caci maki. Bawakan lentera dakwah dg kasih sayang, kesabaran, kalimat hikmah dan keteladanan".
"Dan ketahuilah bahwa tidak pernah ada gelap mengalahkan yang terang. Hanya soal waktu. Karena itulah "tawashaw bilhaqqi" (terus-menerus berpesan tentang kebenaran) diikuti dg "tawashaw bishshabri" (terus-menerus berpesan tentang kesabaran).
“Ingat batu pecah bukan karena pukulan keseribu kalinya, tetapi karena terus-menerus dipukul. Maka, setiap pukulan punya andil memecahkan keras batu itu. Begitulah dakwah"..
Karena itulah, teruslah istiqamah taat kepada Allah dg menghidupkan sunnah-sunnah nabi-Nya. Rendahkanlah hati ini, jangan pesimis, jangan sinis, dan jangan sekali kali memvonis siapapun. “Kewajiban kita beribadah dan berdakwah, tetapi tidak wajib hasil. Hidayah adalah hak Allah, sahabatku".
Allahumma ya Allah hiasilah harakah da'wah dan persahabat kami dg keindahan hidayahMu...aamiin.
Foto bersama ayahanda Raden Syafii dan bang Hercules. Dan insyaAllah bang Hercules ikut hadir Tawshiyah Zikir malam ahad besok magrib isya di mesjid At Tiin Taman Mini.
SUMBER
https://www.facebook.com/kh.muhammad.arifin.ilham/photos/a.435861909738.221420.56922759738/10155217053014739/?type=3&theater