Selasa, 06 Desember 2016

KESALAHAN FATAL "SARI ROTI" Pasca Aksi 212 Kena #BoikotSariroti, THANK YOU & GOODBYE Blunder Produk-Produk Pasca Aksi Bela Islam III

KESALAHAN FATAL "SARI ROTI" Pasca Aksi 212, THANK YOU & GOODBYE Blunder Produk-Produk Pasca Aksi Bela Islam III

THANK YOU & GOODBYE;
(Blunder Produk-Produk Pasca Aksi 212)
kalimantan Dr. Miftah sebagai perbandingan opini
=====================
*Ust. Dr. Miftah el-Banjary
Apa yang bisa menyebabkan sebuah surat kabar berusia 168 tahun dengan pelanggan 10 juta gulung tikar?
 
Coba tebak apa jawabannya? Krisis ekonomi? Kompetisi yang makin sengit dengan media online? Berkurangnya pendapatan dari iklan? Jawabannya bukan itu semua.
Merek setua itu bisa hancur dalam sekejap karena rusaknya reputasi yang dimiliki. Itulah pelajaran yang bisa kita ambil dari skandal mingguan "News of The World" milik News Corporation, konglomerat terbesar dunia.
Di negeri ini juga mungkin kita masih ingat kasus konflik seorang pasien ibu rumah tangga bernama ibu Prita dengan Rumah Sakit Omni International yang akhirnya RS itu harus kehilangan banyak pasien.
 
Begitulah. Di dunia bisnis, reputasi memang sebuah aset yang sangat mahal. Dan susahnya, itu tidak bisa dibeli, namun harus dibangun melalui pembuktian panjang.
Dan lebih sulitnya lagi, apa yang dibangun selama ini selama puluhan tahun bisa musnah dalam sehari jika perusahaan tidak berhati-hati menjaga nama baiknya. Ibarat panas setahun yang dihapus hujan sehari.
 
Beberapa hari ini ada berita viral terbaru tentang klarifikasi Merk Sari Roti yang merasa keberatan dilibatkan dalam aksi super damai 212. Sehingga klarifikasi tersebut memunculkan reaksi keras dari nitizen untuk memboikot merk roti tersebut.
Menarik! Saya tidak sedang membahas tentang klarifikasi tersebut atau boikot dari nitizen terhadap produk tersebut. Namun, saya lebih tertarik mengulas "Effect Branding" dalam konteks marketing.
Dalam dunia marketing ada yang dikenal dengan istilah "Make Your Branding Always Available in Good and Bad Times".
 
Jika kita tinjau dari segi keuntungan Branding, Sari Roti telah memiliki citra positif pada aksi super damai umat Islam 212, karena rotinya diborong dan digratiskan untuk peserta aksi.
Secara Build Branding merk roti ini cukup diuntungkan "Availabe in Good" sesuai dengan moment yang sangat bersejarah bagi umat Islam di Indonesia.
Dalam dunia bisnis keterlibatan Sari Roti dalam event 212 tersebut sah-sah saja. Pasalnya roti adalah produk jualan yang bisa hadir dimana saja, di event apa saja. Selama jualannya laku, why not?!!
 
Soal siapa konsumen dan untuk event apa, sebuah merk dagang tidak berhak intervensi lagi. Dan dia tidak akan pernah dilibatkan, karena memang tidak sponsor resmi.
Apalagi roti-roti itu dibeli secara 'jual-putus' tunai dan kemudian dibagi-bagikan si pembeli kepada orang lain secara gratis, no problem! Up to you!!
 
Nah mengapa perusahaan ujug-ujug mengeluarkan petisi atau klarifikasi tidak terlibat dalam kegiatan politik. Lantas apakah aksi damai 212 kemarin adalah event politik? Hellooo..
Hematnya perusahaan Sari Roti tidak perlu mengeluarkan statement apapun, toh orang yang menjadi sorotan adalah para penjual roti yang meng-gratiskan jualannya, bukan dagang merk-nya. Kebetulan saja merk-nya itu.
What's Next for Branding?
 
Lantas apakah klarifikasi tersebut dapat memberikan citra positif terhadap Sari Roti?
Tentu tidak! Justru hal klarifikasi tersebut akan menjadi blunder yang merugikan bagi perusahaan. Pasalnya bagi para nitizen yang merupakan peserta aksi damai 212 dan sebagian besar umat Islam yang merasa 'tersinggung' akan mempertanyakan ada apa ini? Perusahaan siapa ini?
 
Walhasil, konsekuensi logis dari klarifikasi itu akan membuat costumer atau pelanggan setia akan memutuskan untuk memboikot produk tersebut. Jadi jelas perusahaan akan dirugikan, bukan?
 
Tak berbeda kasusnya dengan media Metro TV dan Kompas TV yang menunjukkan sikap tidak netral dan bertendensi memojokkan umat Islam dalam setiap pemberitaannya juga akan berimplikasi terhadap brand stasiun TV milik James Riady itu.
 
Walhasil, jika stasiun itu tidak memperbaiki citra negatifnya, maka tak mengherankan di tengah arus media bebas di media sosial ini akan membuat stasiun-stasiun TV tersebut akan semakin ditinggalkan oleh penontonnya.
Hal yang tidak boleh dilupakan pula adalah istilah "Build Honesty Around Your Brand! Bangun Kepercayaan Anda Disekeliling Merk Anda!"
 
Honesty atau kepercayaan costumer adalah roh spirit yang mengukuhkan sebuah brand agar tetap bisa bertahan dan tidak ditinggalkan costumernya. Bila costumer telah terluka, maka di sanalah awal pertanda keruntuhan sebuah perusahaan. Bersiap saja!
 
Terakhir, kembali pada kasus runtuh perusahaan koran News of The World yang berusia 168 tahun itu dalam sekejap disebabkan perusahaan itu telah kehilangan kepercayaan.
Belajar pada kasus skandal koran yang menyebabkan kemarahan pembacanya, karena telah melakukan pemberitaan yang tidak berimbang pada pertengahan bulan Juli 2011 yang lalu, News of The World menerbitkan edisi terakhirnya menerbitkan dengan cover depan tulisan 

THANK YOU & GOODBYE.
Kerugian terbesarnya adalah hilangnya reputasi dan kepercayaan costumer. Dan jangan lupa bahwa tidak bisa dinafikan juga costumer terbesar di negeri ini adalah umat Islam.
Seharusnya Sari Roti, Metro TV dan Kompas TV atau produk bisnis lainnya bisa belajar lebih banyak lagi. Terakhir saya ingin katakan "Safeguard Your Brand Reputation, Comply with The Law."
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar